Jabir Ibnu Hayyan





JABIR BIN HAYYAN

Jabir bin Hayyan adalah seorang Ilmuwan dan filsuf Arab. Dia dianggap sebagai perintis pertama dalam ilmu kimia.

Jabir lahir di kota Thus Iran pada tahun 101 H (720M), dari seorang ayah yang bekerja dibidang farmasi. Jabir tinggal di kota Bagdad (sekarang ibukota irak) dia berhubungan dengan keluarga Baramikah, seorang bangsawan Persia terkemuka. Hubungannya dengan Ja'f.ar bin Yahya Al-Barmaki mengantarkannya kepada khalifah Harun Ar-Rasyid. Di hadapan Harun Ar-Rasyid, dialah yang mengusulkan untuk mendatangkan buku-buku ilmiah Yunani dari Konstantiopel.jabir ibnu hayyan wafat di Thus pada tahun L97 H (813 M).

Itulah yang kedua kalinya buku-buku dari Yunani di zaman Imperium Bizantium didatangkan. Tujuh Puluh tahun sebelumnya pangeran Dinasti Umawiyyah Khalid bin Yazid mendatangkan sejumlah buku-buku itu, lalu dibentuklah gerakan penerjemahan pertama dalam pemerintahan Islam.

Jabir bin Hayyan memulai belajarnya di bidang ilmu agama. Dia berguru kepada Harb Al-Hamiri dan Imam Ja'far Ash-Shadiq, hingga akhirnya Jabir menjadi teman dekat Imam Ja'far.Setelah itu, dia cenderung kepada ilmu tasawwuf dan mempelajari filsafat. Fahmi Mathius Ishaq menegaskan dalam bukunya " Al-Ulama' wa Al-Muslimun" bahwa Jabir menguasai bahasa Yunani dan Latin dengan baik.

Jabir adalahseorang ahli kimia yang semangat untuk mengadakan penelitian tentang rahasia elixir (cairan yang dapat mertrbah barang tambah yang murah menjadi berharga). Semangat memiliki pengaruh positif, karena telah mendorongnya untuk mengadakan penelitian kimia dan mengembangkannya dari kedudukannya pada masa primitif sebagai alkimia menjadi ilmu kimia (chemistry) dengan banyak menambah pengetahuan ilmiah dan teoritis baru, menggagas dasar-dasarnya, cara penyajiannya dan cara pengobatan dengannya, sehingga wajar kalau ilmuwan Arab ini berhak mendapat gelar guru besar kimia.

Dr. Abdul Halim Muntashir menegaskan pendapat lain dalam hal itu, bahwa usaha Jabir dalam bidang penelitan kimia bukan didasarkan pada sihir dan jampi-jampi, melainkan didasarkan pada metode ilmiah yang benar. Ada hal yang perlu disebutkan berhubungan dengan peranan Jabir dalam ilmu kimia, yaitu bahwa dia adalah perintis dan peletak batu pertama ilmu kimia.

Penemuan llmiah Jabir bin Hayyan

Penemuan di Bidang Ilmu Kimia
   --Jabir menemukan sebagian alat penyajian bahan-bahan kimia dan mencampurnya dengan peralatan yang lain. Dalam bukunya, dia banyak menerangkan tentang peralatan ini, diantaranya terbuat dari kaca dan logam

-Berhasil memadukan asam hidroklorik (senyawa garam) dengan asam netrik. Kemudian campuran yang dihasilkan dari pemaduan ini dikenal dengan nama "air raksa" karena kemampuannya untuk mencairkan emas. Cara pemaduan berikutnya adalah dengan meneteskan campuran garam makanan (cloride sodium) dan kaca biru atau kaca ciprus.
Jabir menyifati zat asam ini sebagai air keras karena ia dapat mencairkan logam.

-Mengetahui zat asam organik berikut: kolik, limonik dan tatrik.Dia berhasil memadukan soda yang dibakar (hidroksida sodium) dengan didihan soda (karbonat sodium) dan kalsium oksida. Soda yang dibakar merupakan bahan pokok dalam proses pencampuran bahan kimia. Dia berhasil memadukan antara nitrat perak dengan karbon timah.

-Berhasil memisahkan arsenik dari sulfit arsenik, dan memisahkan antimony (logam keputih-putihan yang rapuh untuk membuat obat dan pengeras campuran logam) dari sulfat antintony.

-Mampu membedakan antara zat asam dengan nlknlis. Dia mengatakan bahwa keduanya dapat saling berinteraksi untuk membuat garam.

-Mampu membedakan antara pemisahan yang sebenarnya yang terjadi akibat pencairan penuh dari baja di dalam air dan pemisahanbergantung yang terjadi akibat menyebarnya partikel-partikel baia di dalam air. Pemisahan ini dilakukan dengan cara menyaring. Jabir juga membicarakan tentang cara memurnikan emas dan hubungannya dengan batu permata. Hal ini, dia lakukan-disamping penemuannya yang banyak dalam ilmu kimia-diantara barisan Para Peneliti seni dan kerajinan.

-Dan masih banyak lagi


Pemikiran Ilmiah Jabir sangat memperhatikan eksprimen dan pengamatan yang teliti serta mengambil hasilnya. Ia menasihati muridnya seraya mengatakan, "Kewajiban pertama yang harus dilakukan adalah melakukan eksprimen. Karena orang yang bekerja tanpa melakukan eksprimen, dia tidak akan pernah menekuninya. Karena itu, wahai muridku, kamu harus membuat eksprimen agar mendapatkan pengetahuan." Dalam berbagai tulisannya, dia berulang-ulang mengajak untuk melakukan eksprimen dan tidak membuat perkiraan, tentu dengan ketelitian yang tinggi dan dibarengi dengan pengetahuan yang baru, karena setiap pembuatan sesuatu tentu ada caranya tersendiri. Bahkan dia menganggap eksprimen sebagai cara mutlak untuk mendapatkan pengetahuan, ketika itu dia menegaskan "Kesempurnaan membuat sesuatu tergantung pada kerja dan eksprimennya. Maka orang yang tidak pernah bekerja dan mencoba, selamanya tidak akan pernah berhasil." Demikian juga ketika ia mengatakan tentang eksprimen, "Pengetahuan tidak akan didapatkan kecuali dengan membuat eksprimen." Pada masa itu Jabir menyadari pentingnya melakukan penelitian ilmiah secara teratur dan konsisten mengamati berbagai fenomena alam. Inilah yang dapat kita simpulkan dari nasehatnya kepada muridnya, "Para ilmuwan tidak bangga dengan banyak obat-obatan, akan tetapi mereka bangga dengan Pengawasan yang baik. Karena itu, kamu harus pelan-pelan dan tidak tergesa-gesa. Pahamilah fenonema alam dari segala sesuatu yang kamu inginkan." Hal ini bukan berarti Jabir telah mencapai metode ilmiah (scientif method) secara sempurna, sebagaimana yang didapatkan oleh Ibnul Haitsam dan Al-Biruni yang datang tiga abad kemudian setelah Jabir.

Sekalipun kita melihat bahwa dia telah berbuat sesuatu yang sangat penting seperti yang dilakukan olehpara ilmuwan muslim lainnya dalam menyebarkan nilai-nilai keislaman dan selamanya bertujuan untuk memperbaiki keadaan jiwa dan menolong orang-orang jalanan agar mereka juga mau mempelajari ilmu dan melakukan percobaan sebagaimana yang diperintahkan dalam hadis-hadis Nabi. Dia juga menanamkan nilai-nilai ilmiah dalam ilmu pengetahuan alam. Mari kita mulai perjalanan yang sebenarnya untuk mempelajari ilmu modern yang membawa kita kepada peradaban di mana kita hidup di dalamnya, pada saat orang-orang kecanduan peradaban Barat sebagai ganti dari peradaban Islam. ]abir juga memberikan kontribusi dalam bidang pendidikan dan pengajaran. Ia berpendapat bahwa ilmu bersumber dari fitrah dan bahwa orang alim akan terbentuk dengan sendirinya karena ilmu.

Karena itu, ia mensyaratkan agar pelajar memiliki kesiapan mental dalam mempelajari ilmu sebelum dia mendapatkannya sendiri dengan cara belajar. Dari sini Jabir memberikan nasehat, baik kepada murid mauPun kepada para pendidik: Jabir menasehati para guru dengan mengatakan, "Kewajiban guru kepada murid adalah memberikan ujian kepadanya tentang inti ilmu yang dip.elajari, sehingga dapat diketahui kemampuan murid dalam belajar dan kemampuan menghafal pelajaran. Apabila dianggap mampu, guru hendaknya membimbingnya untuk belajar ilmu yang sesuai dengan kemampuan dan usianya. Apabila seorang murid telah sampai pada derajat Suru/ maka ia wajib mengajar. Apabila dia tidak melakukannya, maka gurunya supaya mengingatkannya." Dia juga menasehati murid dengan mengatakan, "Adapun kewajiban murid kepada guru adalah agar murid bersikap lembut padanya, menerima semua perkataannya dari berbagai segi dan tidak membangkangnya dalam hal apa pun. Karena kekayaan guru adalah ilmu dan ilmu ini tidak akan diberikan kepada muridnya kecuali dalam keadaan tenang. Saya tidak bermaksud bahwa murid harus taat kepada guru dalam semua aspek kehidupan, melainkan ia harus taat kepada guru dalam ilmu yang dipelaiarinya."




SUMBER : 147 ILMUWAN TERKEMUKA DALAM SEJARAH ISLAM
Oleh  : MUHAMMAD GHARIB JAUDAH

0 Response to "Jabir Ibnu Hayyan"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel